FICTIONAL DAIRY : 愛は愛のままだ

Kamu tau... apa kata-kata dari salah seorang penulis yang cukup kamu banggai? "Dikatakan atau tidak dikatakan, itu tetap cinta". Sejauh apapun aku mengelak dan berlari... tetap saja ini adalah cinta, bukan perasaan yang lain. Kamu tahu apa? Kamu hanya tau bahwa aku hanya perempuan kosong. Tak tau dan tak ada apa-apa. Hanya membuntutimu tanpa maksud. Sekosong itulah aku bagimu. Atau mungkin sekosong stoples kue lebaran yang belum kamu cuci dan terdiam di atas mejamu, yang kamu lirik ketika bangun tidur tapi kamu palingi lagi karena tak ada apa-apa yang bisa kamu ambil. Remahan saja hampir tak ada di dalamnya. Jadi aku hanya kamu tau ada tapi tak ada arti.

Tanpa kau tau ataupun sebaliknya... ini tetap cinta. Rahasia atau kubuka lebar-lebar sekalipun... ini tetap cinta. Perasaan ini tetap ada, terlepas kamu punya perasaan padaku atau tidak. Tak ada sangkut pautnya lah. 

Aku takut... aku takut tak bisa merubah perasaanku. Karena kupendam ataupun tidak... dia adalah cinta. Kamu tau cinta? Dia adalah sesuatu yang kapan saja bisa menciptakan penyakit bagi pengidapnya.

Cinta seperti bau kopi bagi penikmatnya. Baunya membuat gemas seperti penyuka bau polutan sedang mencium solar. Aku sedang begitu. Dan dikatakan atau tidak... akan tetap begitu. Alu akan tetap kecanduan tentang kamu meskipun diam-diam.

Hey kau penulis itu... kenapa tak coba kau sampaikan juga bahwa orang-orang yang memujanya itu dibuatnya gagu? Dibuatnya tak berdaya dan seolah tertolak mentah-mentah tak ada sejumput kesempatan. 

Hey kau penulis itu... bahkan aku saja selalu kalah dengan bilangan-bilangan penyebut atau pembilang... aku kalah dengan apa yang orang sebut deretan angka. Lariku selalu lebih lambat. 

Jadi... itulah bagaimana aku menjadi pecundang. Cukup kalian tertawakan saja. Biar aku kapok mengharap yang tak bisa diharap.

0 comments:

Post a Comment